Siapa yang tidak tahu kondisi emiten BUMN belakangan ini?
Semua terjadi ketika terpilihnya Erick Thohir sebagai menteri BUMN baru, dan aksinya (gebrakan) benar-benar…. terpublikasi. Ya, sebenarnya hal yang dilakukan biasa saja, karena sesuai dengan perarturan. Namun yang membuatnya berbeda adalah karena selama ini tidak atau jarang terpublikasi kerja menteri yang tegas dan memberi harapan.
Sebut saja, skandal penyelundupan motor Harley Davidson di GIAA, pemilihan Ahok sebagai komisaris Pertamina, dan lainnya. Dan dari sekian banyak berita, 2 ini menjadi perhatian khusus kami, karena jika dari keseluruhan BUMN ini misalnya harus dirombak, maka yang paling memperlihatkan perubahan secara signifikan adalah GIAA dan PGAS.
Kamipun terpaksa harus menarik kembali ulasan kami tentang PGAS sebelumnya, karena tidak terduga asing pun kembali menyukai saham ini hanya karena gerakan menteri BUMN yang belum tercermin juga di laporan keuangan.
Pasar modal memang selalu bergerak lebih dulu sebelum realisasi kinerja. Bukan hal yang aneh bahwa sejak Erick Thohir masuk timses Jokowi utnul pemilihan presiden, saham ABBA meroket. Padahal kita tahu saham ini memiliki fundamental yang…. Yah, you know lah…
Lalu kini dia terpilih menjadi menteri BUMN, belum juga terjadi apa-apa pada emiten BUMN, tapi harga sahamnya sudah meroket duluan. Salahkah jika membeli duluan? Tentu saja tidak, karena ini namanya memanfaatkan sentimen, namun tentunya pelaku pasar yang memanfaatkan sentimen sebaiknya menyiapkan strategi jangka pendek jika membeli saham hanya karena sentimen.
Nah, kembali ke topik. Kami melihat potensi besar PGAS dan GIAA menjadi yang paling menarik. Mengapa? Terkiat kasus penyelundupan, korupsi, dan pelecehan. Kami melakukan survey kecil-kecilan bahwa ketika pelaku pasar diarahkan pada pertanyaan emiten BUMN mana yang mereka anggap paling bermasalah dan laporan keuangannya tidak cocok, maka jawabannya terbanyak pada PGAS dan GIAA. Dan kami setuju.
Kini GIAA sudah menjadi yang paling menarik dari semua saham BUMN dalam kategori berita terheboh. Sisanya adalah pada permasalahan harga avtur yang konon menjadi alasan mengapa GIAA sulit mencetak laba.
Sedangkan PGAS, mari kita ikuti berita selanjutnya. Keputusan berada di tangan Anda, maafkan untuk ulasan yang masih kurang data ini, namun kami harap dapat membuka konsep dan awareness dalam diri Anda sekaligus membantu menambah pilihan saham untuk investasi.